IPMAPUJA menggelar aski di depan Kantor Kemendagri, pelajar dan mahasiswa itu mendesak pemerintah hadir untuk menegakkan perdamaian akibat konflik antar pendukung paslon yang terjadi pada Pilkada Puncak Jaya Papua, Senin (3/10/2025). Foto: IPMAPUJA
Sender.co.id – Ikatan Pelajar dan Mahasiswa Puncak Jaya (IPMAPUJA) se Jawa-Bali menggelar aksi di depan Kantor Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) menyikapi pertumpahan darah antar pendukung paslon yang terjadi pada Pilkada Puncak Jaya, Papua.
Para pelajar dan mahasiswa itu mendesak para pejabat dan pemangku kepentingan di republik ini untuk dapat bertindak menegakkan perdamaian atas konflik yang terjadi di Puncak Jaya. IPMAPUJA juga meminta warga disana untuk sama-sama menahan diri dan tidak mudah terprovokasi.
Ketua BPH IPMAPUJA Emison Wonda menegaskan aksi di Jakarta tersebut sebagai upaya menegakkan perdamaian akibat pertikaian yang terjadi dan belum menemukan Solusi. Padahal pilkada sudah berlalu namun konflik antar suku belum mereda.
“Melihat dengan peran Kapolres Puncak Jaya yang hanya menonton seperti film dan Penjabat Bupati Puncak Jaya yang belum bisa untuk mencari solusi agar bisa menyelesaikan masalah. Kami juga menegaskan kepada masyarakat agar hentikan segala bentuk kekerasan, pertikaian, dan peperangan yang terjadi akibat perbedaan pilihan politik antara kedua pendukung Calon Nomor 01 dan 02,” kata Emison Wonda dalam pers rilis yang diterima sender.co.id, Senin (10/3/2025).
Pentolan IPMAPUJA ini menilai bahwa perpecahan seperti ini hanya akan memperburuk keadaan masyarakat Puncak Jaya sendiri dan menghambat Pembangunan. Karenanya IPMAPUJA meminta Kapolres Puncak Jaya beserta jajarannya untuk mengambil tindakan dengan cepat sebelum korban sipil bertambah.
“Kami mahasiswa asal Kabupaten Puncak jaya juga menegaskan kepada aparat keamanan bahwa anda harus menjadi pengayom masyarakat, bukan malah menjadi penonton atas terjadi peperangan di antara kedua pendukung paslon,” Terang Emison Wonda.
Emison Wonda dkk menilai berdemokrasi dengan kekerasan bukanlah Solusi. Maka dari itu aksi yang digelar di Jakarta tersebut membuahkan delapan poin tuntutan untuk dapat didengar oleh pemerintah pusat.
Berikut adalah poin-poin tuntutan yang disuarakan IPMAPUJA:
I. Mendesak kepada DPRP, MRP, KAPOLDA dan GUMBERNUR Papua Tengah segera mengambil Tindakan bersama demi kenyamanan konflik horizontal di Kabupaten Puncak Jaya.
II. Mendesak Aparat Keamanan Dalam Hal Ini TNI/POLRI Di Kabupaten Puncak Jaya, Untuk Segera Mengambil Tindakan Tegas Dalam Menjag Stabilitas Keamanan Dan Memberikan Perlindungan Kepada Seluruh Masyarakat.
III. Kami Mahasiswa Puncak Jaya Se-Jawa Bali Mendesak Kepada Ke Dua
Bakal Calon Urut 01 Dan 02 Serta Tim Relawan Untuk Kembali Ke Daerah Dan Mengamankan Konflik Perang Yang Terjadi Di Kab. Puncak
Jaya ..Segera ....!
IV. Kami Mohon Kepada Pemda Kab. Puncak Jaya Dalam Hal Ini PJ Bupati Segera Untuk Memfasilitasi Ibu-Ibu Dan Ana-Anak Di Bawa Umur Yang Sedang Mengungsi.
V. Mendesak aparat keamanan dalam hal ini TNI/POLRI di Kabupaten Puncak Jaya, untuk segera mengambil tindakan tegas dalam menjaga stabilitas keamanan dan memberikan perlindungan kepada seluruh masyarakat.
VI. Kami Mahsiswa Kab Puncak Jaya se-jawa bali dengan tegas kepada Tim relawan kedua bakal calon stop untuk menpofokasi masyrakat di daerah untuk membangun isu yang tidak benar.
VII. Kami mahasiswa kab.puncak jaya se-jawa bali mendesak kepada Calon
Bupati dan Calon Wakil Bupati nomor urut 01 & 02 serta Ketua Tim sukses segera perintahkan kepada masa pendukungnya untuk tidak lagi perang horisontal yang sedang terjadi.
VIII. Jika terjadi perang lagi maka kami meminta kepada TNI/POLRI untuk menangkap ke dua actor-actor pimpinan perang.
Komentar